KKN Anak Bangsa IX Adakan Seminar dan Pelatihan Bahasa Indonesia di Nanga Ni’u
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Anak Bangsa (AB) IX tahun 2024 di Nusa Tenggara Barat (NTB) selenggarakan seminar dan pelatihan bahasa. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim yang berada di Unit I.A.4 Dusun Nanga Ni’u, Karampi, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.
Seminar sekaligus pelatihan bahasa ini dilaksanakan pada 20 Februari 2024 yang bertempat di Sekolah Dasar Negeri (SD N) Inpres Nanga Ni’u. Ariessa Suryo yang berasal dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO) sekaligus ketua tim KKN AB IX Unit I.A.4 mengatakan bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut yaitu untuk memperkenalkan kembali pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Adanya kegiatan seminar bahasa ini dilatarbelakangi oleh minimnya penggunaan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari antara murid-murid maupun guru di SD N Inpres Nanga Ni’u,” kata Suryo. “Padahal jelas bahwa untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan daerah, sangatlah penting untuk menguasai setidaknya dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Inggris dalam ranah internasional,” tambahnya.
Kepala Sekolah SD N Inpres Nanga Ni’u, Amin, menyatakan dalam sambutannya bahwa sangat penting penguasaan bahasa dalam berkomunikasi untuk memahami berbagai aspek. “Bahasa merupakan unsur penting dalam berkomunikasi, karena bahasa mampu menjembatani kita dalam mengakses segala aspek,” ungkapnya.
Kegiatan seminar ini diikuti langsung oleh siswa-siswi SD N Inpres Nanga Ni’u dan para guru. Dalam forum tersebut, mereka langsung dimentori oleh dua anggota tim KKN yaitu Lutvia Nuraini yang berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Nurul Fitrah Amaliah Suharsono dari Prodi Sastra Inggris (Sasing).
“Di sini masih banyak masyarakat khususnya anak-anak yang lebih lancar menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi, sehingga penggunaan bahasa Indonesia menjadi terbata-bata,” ujar Nurul. “Padahal, penggunaan bahasa Indonesia sudah semestinya diimplementasikan, agar ketika diterjunkan di luar daerah maupun provinsi, tidak kesulitan untuk berkomunikasi dengan masyarakat lain.”
Pelaksanaan kegiatan ini diterima dan disambut hangat oleh sivitas akademika SD N Inpres Nanga Ni’u. Mulai dari kepala sekolah, guru, dan siswa-siswi. Mereka pun akhirnya lebih paham tentang pentingnya penggunaan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. “Harapannya dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut, mampu memberikan pengalaman dan pandangan baru terkait pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi bagi semuanya, baik bagi kepala sekolah, para guru, maupun siswa dan siswi SD N Inpres Nanga Ni’u, juga mahasiswa KKN AB IX,” ujar Lutvia. (can)