LPSI UAD Gelar Pengajian untuk Ortom dan Ormawa
Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelar pengajian untuk Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom) dan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) di lingkungan UAD. Acara yang diselenggarakan pada Sabtu, 18 Mei 2024 itu mengangkat tema “Kepemimpinan Ortom dan Ormawa di PTMA”. Peserta pengajian adalah delegasi dari masing-masing Ortonom dan Ormawa.
Turut hadir Ketua LPSI UAD Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum., Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A., Kepala Bidang Kemasyarakatan Muh. Saeful Efendi M.Pd.B.I., Kepala Bidang Pengkaderan Yahya Hanafi, M.Sc., Kepala Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd., Kepala Bidang Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Prestasi Mahasiswa Danang Sukantar, M.Pd., dan Anggota Pimpinan Majelis Tablig PP Muhammadiyah sekaligus pemateri pada pengajian Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D.
Acara dibuka oleh master of ceremony Muhammad Ziya Ul Albab. Selanjutnya sambutan oleh Ketua LPSI UAD. “Pengajian pada sore ini merupakan salah satu program dari LPSI dalam rangka untuk meneguhkan kembali posisi kita semua, bahwa UAD merupakan salah satu amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan. Maka, hal-hal yang kita lakukan tidak boleh keluar dari rambu-rambu yang ditetapkan oleh pimpinan atau Muhammadiyah. Program penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) tidak hanya dilaksanakan di UAD, melainkan di seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA).”
Rahmadi melanjutkan, “Beberapa waktu lalu ada yang menyampaikan bahwa AIK dinilai tidak perlu, maka jika AIK dihilangkan berarti telah mencabut ruh dari universitas. Perlu kita pahami juga bahwa AIK tidak hanya sekadar mata kuliah. Bahkan ketika kita baca pada dokumen-dokumen, AIK adalah seluruh pengamalan ajaran agama Islam. Maka sebenarnya jika kita belajar dan mengamalkan AIK, sesungguhnya kita belajar dan mengamalkan seluruh ajaran agama Islam.”
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Fajar Rachmadani yang dipandu oleh moderator yaitu Muh. Saeful Efendi. Dalam pembukaannya, Saeful menyampaikan pentingnya acara pengajian untuk Ortom dan Ormawa. “Kita akan mengobrol, diskusi, dan menyentuh sisi-sisi spiritual. Dalam hal ini, kita harus ingat bahwa kita adalah makhluk yang kewajibannya beribadah. Nah, itulah yang sering terlewatkan. Mudah-mudahan dengan hadirnya acara pengajian, kebutuhan spiritual kita dapat terfasilitasi. Supaya tidak muncul permasalahan-permasalahan terkait kesehatan mental dan sebagainya karena saya pikir hal-hal seperti itu tidak akan muncul jika spiritualitas tercukupi,” tutur Saeful.
Fajar selaku pemateri menyampaikan bahwa mahasiswa harus selektif ketika memilih teman dan lingkungan, kemudian ia menjelaskannya dengan hadis Nabi. “Dalam hadis panjang yang diriwayatkan Bukhari disampaikan bahwa ada orang yang membunuh 99 nyawa. Lalu, ia mendatangi seorang alim atau rahib dan ingin berkonsultasi. Ia bertanya kepada rahib, ‘Saya telah membunuh 99 nyawa, apakah saya masih diterima jika bertaubat?’. Namun, sang rahib malah merundung orang itu dengan cacian dan tidak memotivasinya. Akhirnya ia membunuh rahib tersebut. Lalu ia mendatangi alim lain yang lebih bijak, ia bertanya ‘Apakah saya bisa bertaubat?’. Sang alim menjawab, ‘Kamu bisa diterima tetapi kamu harus hijrah, karena lingkungan komunitasmu saat ini tidak baik’.”
“Selain itu, Rasul pernah bersabda dalam hadis bahwa Allah pasti akan menerima taubat seorang hamba sebesar apa pun dosanya, selama ia belum sakaratul maut. Kemudian orang tersebut hijrah dan di tengah-tengah hijrahnya ia meninggal dan ia dimasukkan ke surga oleh Allah. Kesimpulan dari cerita ini adalah lingkungan tempat kita tinggal itu penting. Maka dari itu hendaknya kita mengidentifikasi teman dan lingkungan,” tandas Fajar.
Acara diakhiri dengan bacaan hamdalah dan doa kafaratul majlis. Kemudian dilanjutkan foto bersama dengan seluruh peserta dan tamu undangan. (Lus)