Mahasiswa FSBK UAD Bagikan Pengalaman Ikuti Student Exchange di BUFS Korea Selatan
Pengalaman menimba ilmu di luar negeri bagi seorang mahasiswa Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi salah satu pencapaian penting dalam hidupnya. Mahasiswa tersebut adalah Aqil Julyanriko Pranata, yang merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Inggris angkatan 2022. Selain Aqil, terdapat empat mahasiswa FSBK lainnya yang juga menjadi awardee program Asian International Mobility for Student (AIMS) ke Busan University of Foreign Studies (BUFS), Korea Selatan. Mereka adalah Agis Zalva Verenia Nur Rizqy, Sausan Fadhila Noor, Silvi Maulina Sagita yang berasal dari Prodi Sastra Inggris, serta Fariz Noval Fauzi yang berasal dari Prodi Sastra Indonesia.
Aqil terpilih sebagai mahasiswa pertukaran pelajar yang lolos dari program AIMS ke BUFS, Korea Selatan. Selama berada di Korea Selatan, Aqil mengaku bahwa ia kini menjalani kehidupan yang penuh tantangan, kebahagiaan, serta pelajaran hidup yang baru.
Salah satu kendala terbesar yang dihadapinya adalah perbedaan bahasa. Meski bahasa Inggris menjadi alat komunikasi yang cukup umum, Aqil menyadari bahwa orang Korea Selatan cenderung lebih terbuka kepada orang asing yang bisa berbicara dalam bahasa mereka.
“Saya merasa sedikit kesulitan karena belum bisa bahasa Korea,” ujar Aqil saat diwawancarai oleh tim Humas FSBK (29-10-2024). “Beberapa kali, orang Korea bahkan cenderung menghindari interaksi karena mereka melihat saya tidak berbicara bahasa Korea.”
Akan tetapi, ia merasa beruntung bertemu beberapa warga lokal yang mau membantunya belajar bahasa. “Ada beberapa teman Korea yang sangat ramah dan mau membantu saya memperbaiki bahasa Korea,” tambahnya. “Ternyata, sama seperti di Indonesia, ada yang sangat ramah dan ada pula yang mungkin lebih pendiam.”
Pada 26 September 2024, Aqil dan rekan-rekannya berkesempatan mengikuti kegiatan tur ke Samsung Smart City yang diselenggarakan oleh AIMS dan Keimyoung University. Dalam tur tersebut, diperlihatkan produk-produk Samsung yang sudah diterbitkan dari awal dan sampai sekarang. Mereka juga berkesempatan untuk mencoba beragam ponsel terbaru Samsung dan fitur-fitur pengembang mereka.
Masih dalam event yang diselenggarakan oleh Keimyoung University, tur tersebut dilanjutkan dengan kegiatan Puruncha Tea Bag Making dan Hanbok Experience di Daegu pada 27 September. Aqil menanggapi kegiatan tersebut dengan gembira, “Ini adalah salah satu pengalaman paling menyenangkan selama di sini,” katanya bersemangat. “Kami mengunjungi banyak tempat menarik, dan saya belajar banyak hal baru tentang Korea.”
Tidak hanya itu, mahasiswa AIMS juga diberi kesempatan untuk mengunjungi Korean Custom Service (Bea Cukai Korea). Mereka mendapatkan pembelajaran mengenai ekspor impor Korea, serta menerima suvenir yang diberikan oleh pihak bea cukai.
Selain itu, pada 12‒13 Oktober 2024, Aqil mengikuti kegiatan temple stay di Gyeongju yang diselenggarakan oleh Dongguk University. Kegiatan ini memungkinkan para mahasiswa untuk mengenal martial arts atau seni bela diri Korea dan memahami cara beribadah umat Buddhis, meskipun bersifat opsional.
Kegiatan yang diadakan oleh AIMS dan universitas-universitas lain, seperti outing class dan tur budaya, memberikan pengalaman unik yang tidak bisa Aqil temukan di Indonesia. Selama di BUFS ia banyak belajar mengenai sejarah, kultur, dan masyarakat Korea, baik itu di kelas atau bahkan di luar kelas.
“Ada kelas tandem yang membuat kami dipasangkan dengan orang-orang Korea, di mana ini sangat menyenangkan dan tentunya akan bisa panen pengalaman baru,” tambahnya. BUFS menerapkan sistem belajar yang jauh berbeda, walaupun telah belajar di kelas, akan ada kelas daring lagi yang tersedia pada e-class. Aqil menceritakan bahwa di setiap minggunya diberikan sebuah video dan bahkan kuis atau assignment.
Hal yang paling berkesan bagi Aqil adalah kesempatan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara. Setiap pertemuan membawanya pada perspektif yang baru dalam kehidupan. “Setiap kegiatan akan terasa baru dan membuat kita bisa berkata wow, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, tetapi bisa saya bilang tur budaya dan aktivitas kota lain benar-benar momen-momen mengesankan saya ketika di sini,” tutupnya. (Shinta)