Mahasiswa S2 Prodi Kesehatan Masyarakat UAD Raih 3 Penghargaan Nasional

Isah Fitriani, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat menerima penghargaan DEC (Foto. Isah)
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Tim yang terdiri atas Isah Fitriani dan Tria Nisa Novianti berhasil meraih tiga penghargaan dalam ajang Dewata Essay Competition (DEC) 2, yang diselenggarakan oleh Ruang Inovasi Sains dan Karya Ilmiah (RISKI) bekerja sama dengan Universitas Dhyana Pura Bali, pada 10-11 Mei 2025.
Dalam kompetisi tersebut, tim UAD berhasil merebut penghargaan best paper, paper favorit, serta medali perunggu untuk subtema kesehatan. Kegiatan ini diwakili secara luring oleh Isah yang juga bertindak sekaligus sebagai ketua. Tria berkontribusi penuh dalam persiapan materi lomba khususnya pada aspek desain grafis, sementara itu Isah berfokus pada karya tulis.
Keduanya mendapat bimbingan langsung dari dosen magister UAD, Lina Handayani, S.KM., M.Kes., Ph.D. Tak hanya itu, persiapan tim juga menyusun karya ilmiah, pembuatan media edukasi, serta pengembangan poster dan video presentasi yang disiapkan setelah dinyatakan lolos pada tahap semifinal. Tim mendapat dukungan pendanaan dari prodi.
Tim ini mengusung judul “Scabiopoly (Scabies Monopoli): Media Edukasi Pencegahan Scabies di Pondok Pesantren Kota Yogyakarta”. Gagasan ini merupakan pengembangan dari riset sebelumnya yang dilakukan oleh Isah bersama Reno, mahasiswa S1 Kesmas UAD, yang pernah meraih juara 2 dalam 7th Junior Public Health Researcher Competition (JPHRC) pada Kongres Nasional XV dan Forum Ilmiah Tahunan VIII Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) di Pekanbaru tahun 2022.
Media edukatif Scabiopoly dirancang menyerupai permainan monopoli dengan beberapa komponen seperti event cards, trivia cards, risk zone, kotak pencegahan dan pengobatan, koin, poin kesehatan, dadu, dan pion.
Inovasi ini bertujuan untuk menjangkau kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap internet dan layanan kesehatan, seperti santri di pesantren, masyarakat di daerah 3T, dan kelompok minoritas lainnya. Tim ini menitikberatkan pentingnya edukasi inklusif, sehingga tidak ada kelompok yang tertinggal dalam akses informasi kesehatan.
Dalam kerangka teoretis, tim mengacu pada teori Lawrence Green (1980) yang menyebutkan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor pendukung, penguat, dan pendorong. Pengetahuan yang baik diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku sehat. Hal ini sejalan dengan teori Hendrik L. Bloom, yang menyatakan bahwa lingkungan dan perilaku masing-masing menyumbang 40% dan 20% terhadap status kesehatan individu dan masyarakat.
Maka, riset ini menekankan pada peningkatan pengetahuan untuk bisa memodifikasi lingkungan dan perubahan perilaku santri, agar lebih bersih dan sehat di lingkungan pondok pesantren dengan kepadatan hunian tinggi.
Partisipasi Isah dan Tria dalam kompetisi ini merupakan wujud kontribusi mahasiswa UAD dalam menjawab permasalahan di masyarakat melalui pendekatan ilmiah dan kreatif. “Berstatus sebagai mahasiswa adalah privilese yang belum tentu bisa dimiliki oleh semua orang, sayang jika hanya ditukar dengan selembar ijazah. Pencapaian di kompetisi sebelumnya termasuk DEC 2 menjadi bukti bahwa kuliah sambil bekerja bukan halangan untuk berprestasi dan tetap lulus tepat waktu,” ungkap Isah yang mengikuti kompetisi ini menjelang masa yudisium, dengan masa studi kurang dari 2 tahun.
Selain membawa pulang penghargaan, pengalaman berpartisipasi dalam DEC 2 juga memberikan banyak pelajaran berharga, mulai dari peningkatan soft skill, kemampuan berpikir kritis, pengelolaan waktu dan finansial, hingga perluasan jejaring akademik. Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UAD mampu berkarya, menciptakan solusi inovatif, dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat melalui bidang kesehatan masyarakat. (Lus)