Mahasiswa Sastra Inggris UAD Lolos IISMA 2024 ke Malaya University
Kabar menggembirakan datang dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), khususnya Program Studi (Prodi) Sastra Inggris. Sebab, mahasiswa yang bernama Abdee Firman Al-Rasyid angkatan 21 berhasil lolos program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Hal ini menjadi hadiah yang sangat membanggakan karena sebagai mahasiswa UAD, Abdee dapat membuktikan prestasinya di kancah internasional.
Abdee menjelaskan bahwa keinginan dirinya untuk belajar ke luar negeri memang sudah ada sejak SMA. Sedari SMA, ia sering mencari program pertukaran pelajar ke luar negeri tetapi pada saat itu takdir belum memberikan jalannya. Lantas, alasannya mengikuti IISMA karena ingin belajar ke luar negeri, ingin mencari pengalaman baru karena sedari TK hingga SMA ia hanya berada di kampung halaman, dan karena IISMA merupakan salah satu program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang sangat kompetitif. Mahasiswa yang berhasil lolos di dalam program ini, membuktikan pencapaian yang sangat baik di masa kuliah mereka.
Saat ditanya alasan suka duka tertarik mengikuti seleksi program IISMA tersebut, Abdee menjawab, “Tahun 2023 saya sempat mengikuti program IISMA dan pada saat itu tujuan saya adalah California. Namun saya mendapat masalah, saya tidak bisa mengikuti seleksi wawancara karena belum mengikuti tes psikologis. Tes ini ternyata sudah diselenggarakan akhir tahun 2022 sehingga saya belum diperbolehkan untuk melanjutkan ke seleksi IISMA. Pada saat itu saya merasa terpuruk sekali, tetapi alhamdulillah setelah gagal IISMA, saya direkomendasikan untuk mengikuti ASEAN International Mobility Students (AIMS) yang merupakan program pertukaran pelajar di lingkup Asia. Saya diterima sehingga dapat menetap selama lima bulan di University of Technology Malaysia.”
Abdee mengungkapkan motivasi terbesarnya dalam meraih impian adalah keluarganya. Ia ingin membangun kehidupan yang lebih baik di masa depan. Sebelum ayahnya meninggal, pada saat itu ia gagal di IISMA tahun 2023. Kini, walau ayahnya sudah tidak ada, ia tetap ingin membuktikan bahwa ia bisa mengikuti IISMA. Selain itu, Abdee juga ingin sekali membiayai adik-adiknya untuk kuliah.
Saat ditanya tips, laki-laki itu mengungkapkan, “Tips dari saya, untuk esai itu penting tetapi sebenarnya seleksi wawancara tidak kalah penting. Teman-teman harus lebih belajar di bagian seleksi wawancara dibanding di esai. Untuk esai itu gunakan metode situation, task, action, result (STAR). Untuk wawancara ini harus dimatangkan sekali, dukanya untuk saya adalah saya belajar otodidak sehingga 90% itu saya berjuang sendiri, karena memang yang dapat kita andalkan adalah diri kita sendiri.
Ia melanjutkan, “Kita tidak bisa menunggu seseorang untuk menolong, jika kita tidak bisa menolong diri kita sendiri. Di sini kita berjuang untuk sebuah beasiswa, di mana banyak orang berkompetisi untuk meraih hal ini. Oleh karena itu, harus sering-sering ngobrol menggunakan bahasa Inggris, entah itu ngobrol dengan diri sendiri ataupun orang lain. Hal uniknya karena dulu saya sempat mengikuti AIMS sehingga aksen bahasa Inggris saya makin terlatih di sini. Selain berdiskusi dengan teman yang berbeda negara, di AIMS ketika memesan taksi daring, saya selalu berbincang dengan sopir menggunakan bahasa Inggris bukan bahasa Melayu.”
Abdee berharap, perjuangannya di IISMA dapat membuat mahasiswa Sastra Inggris dan semua mahasiswa UAD lebih tergerak hatinya untuk selalu berjuang meraih impian mereka. Ia yakin, UAD dapat mengirim lebih banyak mahasiswanya ke luar negeri mengikuti program IISMA. (Rini)