Mahasiswa UAD Raih Juara III Sekaligus Best Title pada Kompetisi Economic Research and Olympiad
Dua tim mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di bawah bimbingan Indanazulfa Qurrota A’yun, S.E., M.Sc. berhasil menorehkan prestasi tingkat nasional. Mereka mengikuti Kompetisi Economic Research and Olympiad (HERO) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 11 Juni 2023.
Melalui riset yang berjudul, “Modernisasi Kapal Nelayan Tradisional Melalui Energi Listrik di Kawasan Pantai Sadeng, Yogyakarta, sebagai Upaya Implementasi SDGs dan Pengentasan Kemiskinan”, tim pertama yang beranggotakan Wahyu Dian Saputra dan Luk Luk Annisat Mufida berhasil menyabet juara III sekaligus Best Title dalam kompetisi bergengsi tersebut. Sementara itu dengan mengusung judul “Wisata Edukreatif Berbasis Energi Terbarukan sebagai Inovasi dalam Mengurangi Kemiskinan di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul”, tim kedua yang beranggotakan Dimas Mahaeswara Permana dan Putri Hardiningsih turut meraih Best Title pada ajang yang sama.
Luk Luk salah satu anggota tim pertama, mengatakan bahwa latar belakang diusungnya riset tersebut karena penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar penggerak kapal nelayan makin tahun makin naik. Hal itu membuat biaya operasional nelayan ikut meningkat sehingga berdampak pada penurunan keuntungan bersih yang didapat oleh para nelayan.
Selain itu, penggunaan BBM yang makin meningkat juga berdampak pada pemanasan global, itu dibuktikan pada grafik yang bersumber dari BP Plc yang menyatakan bahwa emisi CO2 makin tahun makin meningkat. Padahal, itu sangat bertentangan dengan tujuan SDGs yaitu menciptakan energi bersih dan terjangkau.
“Berlandaskan data tersebut, akhirnya kami melakukan penelitian tentang cara membuat inovasi kapal yang semula berbahan bakar BBM menjadi energi listrik dengan baterai, khususnya untuk kapal nelayan. Hadapannya dapat meminimalkan biaya operasional, sehingga pendapatan nelayan menjadi lebih banyak sekaligus mengurangi emisi karbon.”
Luk Luk mengungkapkan, dalam penelitian ini turut dijelaskan secara gamblang terkait rangkaian fisik baterai yang digunakan untuk menjalankan kapal nelayan, yakni baterai tersebut sebelumnya diisi daya di battery station yang dikelola oleh PLN. “Listrik dari station tersebut dihasilkan dari panel surya dan kincir angin yang kemudian dialirkan ke battery station sebagai tempat pengisian daya baterai kapal yang disambungkan dengan dinamo dalam kapal sehingga dapat menjalankan baling-baling kapal dan kapal bisa berjalan,” paparnya.
Dibutuhkan sekitar 1 minggu bagi Luk luk dan tim dalam mengumpulkan data-data untuk memperkuat penelitian. Ia berharap penelitian ini dapat diaplikasikan untuk para nelayan dengan bantuan pihak swasta dan pemerintah. “Harapannya untuk tim, semoga dapat memberikan kontribusi kemajuan dengan inovasi yang lebih baik lagi, terutama untuk masyarakat pedesaan di Indonesia,” imbuhnya. (eka)