PPK Ormawa UAD Siapkan Kampung Pertanian Urban Cokrodingratan
Penghijauan dan pertanian perkotaan yang sering dibicarakan akhir-akhir ini merupakan salah satu mata pelajaran dalam Sekolah Sungai Code. Perbaikan kualitas lingkungan termasuk meningkatkan keamanan pangan bagi individu maupun kelompok, membuat praktik pertanian perkotaan dan sampah rumah tangga ini laris diminati masyarakat perkotaan.
Adanya potensi tersebut, tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memfasilitasi dan mendukung penuh kegiatan ini. Tim yang dibentuk itu terdiri atas mahasiswa dari kolaborasi beberapa program studi yang didampingi oleh dosen pendamping Dra. Zuchrotus Salamah, M.Si.
“Tim PPK Ormawa HMPS Pendidikan Biologi UAD menyajikan pembelajaran klasikal dan praktik melalui Sekolah Sungai sebagai langkah awal perubahan tersebut,” ujar Zuchrotus Salamah.
Pada Sabtu, 10 Agustus 2024, dilaksanakan klasikal terkait penghijauan dan praktik penghijauan. Pada pembelajaran klasikal, sesi disampaikan oleh Zuchrotus Salamah. Ia menjelaskan terkait penyemaian dan alur penanaman tanaman.
“Penghijauan dapat mengurangi erosi tanah, meningkatkan kualitas udara dengan menyerap karbon dioksida serta meningkatkan oksigen, dan menurunkan suhu melalui efek pendinginan evapotranspirasi. Selain itu juga dapat menambah estetika dan menyediakan tempat rekreasi dengan menerapkan langkah-langkah pemilihan lokasi, pemilihan tanaman yang sesuai, persiapan lahan, penanaman bibit, dan perawatan rutin seperti penyiraman dan pemupukan,” katanya.
Dalam proses penghijauan, media tanam merupakan komponen penting yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. “Harap dipastikan media tanam yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman adalah media tanam yang subur,” ucap Anggun, salah satu tim.
Langkah untuk membuat media tanam mula-mula menyiapkan komposisi media tanam yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa ada empat jenis media tanam yang dibutuhkan untuk membuat media tanam yang subur, yakni tanah, sekam, sabut kelapa atau kokopit, dan pupuk. Campur sekam, kokopit, dan pupuk kandang dengan rasio perbandingan masing-masing 1:1:1. Setelah itu tambahkan 3 takar tanah dan disiram dengan 1 liter air yang telah dicampurkan dengan 1 tutup EM4.
Setelah penyampaian teori, dilanjutkan dengan kegiatan praktik pembuatan media tanam dan penyemaian benih tanaman dalam media tanah maupun rockwool. Peserta Sekolah Sungai juga diberikan praktik pengelolaan sampah rumah tangga dengan membuat pupuk organik cair (POC) dan kompos dengan metode Takakura yang diajarkan oleh Nabilla perwakilan tim pelaksana. POC dan kompos ini pada pertemuan dua minggu selanjutnya akan dilakukan pemanenan sehingga nantinya dapat diberikan kepada tanaman yang sudah ditanam.
Antusias warga yang menjadi peserta Sekolah Sungai, sangat terlihat selama proses berlangsung. Salah satu peserta pun menyampaikan bahwa kegiatan tersebut memang semestinya dibersamai dengan kegiatan praktik guna memberikan pengalaman dalam proses belajar yang dilakukan. Besar harapan tim pelaksana dapat membuat masyarakat makin sadar untuk mengelola lingkungan agar tampak asri dan hijau, serta berpikiran bahwa sampah dari masalah bisa menjadi berkah. (doc)