Tips dan Trik Lolos Pertukaran Mahasiswa Internasional Melalui Program IISMA
Siti Fayha Maytsa Rahmasari, mahasiswi Program Studi Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil mewujudkan mimpinya menjadi peserta Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di University College Cork (UCC), Irlandia. Program bergengsi ini memberikan kesempatan bagi Fayha untuk merasakan pendidikan kelas dunia sekaligus mengeksplorasi budaya internasional.
Persiapan Fayha untuk IISMA tidaklah instan. Ia menekankan pentingnya menyiapkan tiga hal utama: English Proficiency Test (EPT), esai, dan berkas-berkas pendukung. “Berkas-berkas bisa diperhatikan langsung dari situs web program IISMA, jangan sampai mepet karena ada dokumen seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang memerlukan waktu lebih lama untuk diurus, terutama bagi mahasiswa rantau,” jelasnya.
Dalam menulis esai, ia menyarankan untuk meminta bantuan alumni IISMA agar tulisan dapat di-proofread dengan baik. “Kuncinya adalah seberapa ingin kita mencapai mimpi ini,” tambah Fayha.
Selama menjalani program di UCC, Fayha merasakan banyak keunikan yang tidak ditemukan selama berkuliah di Indonesia. Salah satu pengalaman menariknya adalah akses penuh sebagai mahasiswa reguler, termasuk kesempatan mencoba berbagai kelas selama trials week. “Dua minggu pertama semester, saya bisa mencoba semua kelas dan memilih untuk melanjutkan atau meninggalkan kelas yang tidak diminati,” katanya. Selain itu, Fayha juga menyoroti budaya belajar yang inklusif di UCC, di mana mahasiswa dari berbagai usia bisa belajar bersama.
Di UCC, Fayha juga menikmati sistem pendidikan yang terstruktur dan transparan. “Setiap mata kuliah memiliki deskripsi lengkap, termasuk tugas dan ujian yang diharapkan. Bahkan, ada past papers exams yang bisa diakses di perpustakaan, sehingga saya bisa mempersiapkan diri lebih baik,” ujarnya. Pengalaman lainnya yang unik adalah adanya external examiners untuk mengevaluasi ujian, memastikan penilaian yang objektif. Meski komunikasi dengan dosen dilakukan melalui email, Fayha mengapresiasi keramahan para dosen di UCC.
Selain akademik, keseharian Fayha di Irlandia juga memberikan pengalaman berharga. “Di sini, hari baru dimulai pukul 9 pagi dan selesai pukul 5 sore. Awalnya kagok, tapi lama-lama jadi lebih menghargai waktu dan menikmati ritmenya,” ungkap Fayha. Ia juga belajar gamelan bersama teman-teman IISMA di Fakultas Musik UCC, pengalaman unik yang menghubungkan budaya Indonesia dengan Irlandia.
Menurut Fayha, IISMA memberikan banyak manfaat, terutama dalam meningkatkan kemampuan academic English. “Ini bukan hanya soal conversational English, tetapi membuka peluang untuk menggunakan bahasa Inggris secara kritis dan efisien,” jelasnya. Selain itu, program ini memberikan peluang membangun koneksi profesional, terutama dengan dosen internasional, serta mempelajari proyek-proyek inspiratif yang bisa diadaptasi di Indonesia.
Fayha menggambarkan pengalamannya di IISMA sebagai eye-opener yang memberikan perspektif global. “Program ini menumbuhkan rasa percaya diri bahwa kita bisa bersaing di tingkat internasional. Kami disetarakan dengan mahasiswa reguler, jadi benar-benar terasa inklusif,” ujarnya. Ia berharap program seperti IISMA terus berlanjut, memberikan kesempatan bagi lebih banyak mahasiswa untuk mendapatkan international exposure sejak dini.
Bagi mahasiswa yang ingin mengikuti IISMA, Fayha memberikan pesan motivasi, “Lihatlah ke depan, siapkan diri dan rida dari orang tua. Ketika kamu siap, tidak ada yang mustahil.” Ia juga berharap pengalaman internasional yang ia dapatkan bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar ketika kembali ke Indonesia, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dengan semangat dan tekadnya, Fayha telah membuktikan bahwa mimpi untuk bersaing di kancah global bukanlah hal yang mustahil untuk diraih. (Dilla)