Tri Lintang Suryani, Pengalaman Berkesan dalam Program Kampus Mengajar di Ketapang, Kalimantan Barat
Tri Lintang Suryani, mahasiswa angkatan 2021 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD), mendapatkan pengalaman tak terlupakan melalui Program Kampus Mengajar. Program ini mengantarnya kembali ke kampung halaman di Kalimantan Barat, tepatnya di SDN 16 Delta Pawan, Ketapang. Selama 9 September hingga 27 Desember 2024, Tri menjalankan peran sebagai pengajar, berkolaborasi dengan para guru, serta menghadapi tantangan mengajar di lingkungan pesisir.
“Pengalaman ini sangat berkesan. Saya belajar langsung dari guru-guru di sekolah bagaimana cara mengajar dan memahami karakter anak-anak SD, terutama mereka yang memiliki suasana hati yang sering berubah-ubah,” ungkap Tri. Ia menambahkan bahwa selama program ini, ia mendapatkan berbagai pengalaman berharga, mulai dari belajar sabar hingga mengelola tantangan mengajar di wilayah dengan karakteristik yang unik.
Salah satu fokus utama kegiatan Kampus Mengajar di SDN 16 Delta Pawan adalah literasi. Tri menjelaskan bahwa banyak siswa di kelas tiga ke atas yang masih kesulitan membaca. “Kami menekankan literasi dengan memberikan pembelajaran yang lebih intensif. Tim kami harus ekstra sabar, mengikuti mood siswa, dan memberikan edukasi secara perlahan, termasuk pembelajaran nilai-nilai menghargai orang yang lebih tua,” katanya.
Tri juga mengapresiasi program-program sekolah yang mendukung pengembangan siswa, seperti pembiasaan pagi berupa sarapan rohani dengan membaca surah-surah pendek dan kegiatan Yasinan bersama setiap Jumat. Meskipun menghadapi tantangan, Tri merasa bahwa sekolah ini cukup maju dalam mengintegrasikan pendidikan karakter melalui aktivitas literasi dan spiritual.
Harapannya, pengalaman yang didapat selama menjalankan program ini dapat menjadi bekal berharga setelah menyelesaikan studi S-1. “Saya berharap, setelah mengikuti kegiatan ini, saya memiliki pedoman yang lebih baik dalam mengajar. Pengalaman ini benar-benar mempersiapkan saya untuk masa depan, baik secara mental maupun kemampuan profesional,” ujar Tri.
Melalui program tersebut, ia tidak hanya mengasah kompetensinya sebagai calon pendidik, tetapi juga berkontribusi dalam membangun kualitas pendidikan di daerah pesisir. Pengalaman suka dan duka yang ia alami menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terjun langsung ke masyarakat dan memberikan dampak positif melalui pendidikan. (Dilla)