Mahasiswa UAD Temukan Manfaat Tanaman Cover-Crops bagi Kesuburan Tanah
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan riset berjudul “Rekayasa Cover-crops Multi Spesies pada Lahan Budi Daya untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah sebagai Upaya Meningkatkan Kesuburan Tanah sebagai Upaya Menuju Sustainable Green-Agriculture”. Riset tersebut merupakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Republik Indonesia (RI).
Tim Cover-crops ini diketuai oleh Leli Fatmawati yang beranggotakan Purti, Jenny Steven, dan Nova Nulziyati yang berasal dari Program Studi Pendidikan Biologi, serta Chiquita Almira yang berasal dari Program Studi Biologi. Tim berada di bawah bimbingan Dra. Hadi Sasongko.
“FAO (Food and Agriculture Organization) pada tahun 2021 menyatakan bahwa penggunaan pupuk sintetis memiliki dampak negatif dalam membunuh mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah. Meskipun pupuk sintetis dapat memberikan hasil yang sangat cepat pada tanaman, penggunaan senyawa sintetis secara berlebihan dapat menyebabkan polusi pupuk,” ungkap Chiquita.
Purti menambahkan, tim mereka menggunakan tanaman Cover-crops (Arachis Pintoi, Chromolaena odorata, Cyperus rotundus, Imperata cylindrica) sebagai tanaman yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah, serta mengoptimalkan efisiensi penggunaan unsur hara tanpa mengurangi ketergantungan tanaman pada pasokan nutrisi eksternal. Oleh karena itu, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan tanah dan kinerja tanaman.
Tim menggali potensi dan efektivitas tanaman Cover-crops dalam dunia pertanian untuk mengetahui pengaruh tanaman tersebut terhadap aspek mikrobiologis, kimia (pH, nitrogen, fosfor, kalium), dan fisik tanah (kelembaban, suhu). Penelitian ini, bisa memberikan informasi baru kepada masyarakat awam mengenai tanaman Cover-crops yang sering kali dianggap gulma.
“Masyarakat masih banyak yang menganggap bahwa tanaman Cover-crops harus dicabut dari tanah karena dianggap sebagai gulma. Padahal, tanaman Cover-crops dapat menekan pertumbuhan gulma, memperbaiki kualitas tanah, serta memperkaya keanekaragaman mikroba yang terkandung dalam tanah,” papar Jenny Steven.
Melihat kondisi lingkungan saat ini yang tergolong kurang stabil, seperti perubahan iklim yang ekstrem, pencemaran air dan tanah akibat banyaknya penggunaan pestisida sehingga dapat menyebabkan nutrisi dan mikroba dalam tanah terganggu. Hal itu berdampak terhadap bidang pertanian khususnya dalam pemenuhan kuantitas dan kualitas bahan pangan. Oleh karena itu, sistem pengelolaan pertanian memerlukan pembaruan dan inovasi yang bertujuan meningkatkan hasil pertanian
“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi solusi masalah tersebut melalui pemanfaatan Cover-crops. Sudah banyak pemanfaatan Cover-crops dalam bidang pertanian di luar negeri, khususnya di negara-negara yang ada di benua Eropa. Namun, pemanfaatan Cover-crops masih sangat minim di Indonesia karena masih jarang masyarakat yang mengetahui potensi dari tanaman tersebut. Semoga penelitian yang kami lakukan dapat menjadi solusi masalah tersebut melalui pemanfaatan Cover-crops,” jelas tim itu. (ulin)