Ungkap Uniknya PPK Ormawa BEM FAST di Dahlan Muda Expo 2024
Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendapat kesempatan memamerkan produk buatan dan kegiatan mereka dalam acara Dahlan Muda Expo. Acara ini merupakan bagian dari Orientasi Mahasiswa Baru, yang berlangsung pada 11 September 2024 di Kampus IV UAD.
Sutriadi Kurniawan selaku ketua tim PPK Ormawa, menjelaskan tentang visi yang timnya usung yaitu untuk meraih emas menuju sukses Abdidaya 2024. Sementara itu, misinya yakni melaksanakan program Smart Disaster Mitigation dengan semangat kebersamaan dan kolaboratif, meningkatkan keterlibatan mahasiswa dan kompetensi soft skill tiap individu tim pelaksanaan dalam pengabdian masyarakat, optimalisasi pengelolaan sumber daya dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana, dan membangun relasi kemitraan bersama desa menuju Sriharjo Tanggap Bencana.
“Untuk pelaksanaan kegiatan, tim kami berlokasi di Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul. Topik yang diusung tentang kampung iklim dengan judul ‘Pemberdayaan Masyarakat Desa Sriharjo Melalui Inovasi Smart Disaster Mitigation Menuju Sriharjo Tanggap Bencana’ dengan dosen pendamping Drs. Hadi Sasongko, M.Si. Kegiatan sudah dilaksanakan sejak Juni. Jadi, hingga saat ini sudah berjalan 3 bulan dan insyaallah akan berakhir Oktober,” kata Sutriadi Kurniawan.
Beberapa produk yang dihasilkan tim mereka sangat beragam, antara lain situs web dan alat EWS pendeteksi banjir yang terintegrasi IoT, kurikulum edukasi mitigasi bencana untuk sekolah SD, modul ajar kebencanaan, buku panduan alat IoT dan situs web, serta jurnal pengabdian. Selain itu ada juga publikasi media berupa video, narasi, dan kabar berita.
“Kami menerbitkan buku pedoman Sriharjo tanggap bencana melalui program Smart Disaster Mitigation, buku refleksi tim pelaksana dan ormawa dalam perjalanan pelaksanaan PPK Ormawa BEM FAST, poster hasil pelaksanaan program, ringkasan eksekutif kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa Sriharjo, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) produk. Sedangkan keunikan segala bentuk pelaksanaan kegiatan, berorientasi pada pendekatan, edukasi, lingkungan, kelembagaan, simulasi, informasi, dan aplikasi,” ungkapnya.
Perihal tantangan, sangat banyak yang dihadapi oleh tim dengan segala dinamikanya baik itu dari internal maupun eksternal. Untuk yang pertama adalah bagaimana menyatukan tim, tentu tidak mudah mengontrol 15 orang dengan segala ragam karakternya.
“Saya sebagai ketua perlu mengoordinasikan tim agar kami merasa terikat satu sama lain demi tujuan yang sama. Terkait judul yang diusung yakni tentang kebencanaan, jadi ada banyak hal yang kami semua harus sama-sama belajar, karena semua anggota pasti memiliki kompetensi dan kemampuan. Tidak hanya sampai di situ saja, ada tantangan lain yang kami hadapi yaitu saat menghadapi masyarakat. Alhamdulillah tim kami disambut baik dan diterima oleh masyarakat sehingga mendapat dukungan dalam proses pelaksanaan,” jelas Sutriadi Kurniawan.
Sebagai penutup wawancara, ia menyampaikan harapannya, “Semoga dengan seluruh perjuangan yang sudah kami buat, bisa mengantarkan tim lolos Abdidaya ke Bali dan memenangkan penghargaan. Selain itu, kami berharap segala pelaksanaan kegiatan dapat membawa dampak dan kebermanfaatan untuk masyarakat, tidak hanya tahun ini tetapi di tahun berikutnya. Mahasiswa berkarya, desa berdaya. Dari desa untuk Indonesia!” (Rini)