Belajar dan Berpetualang: Perjalanan Siti Fayha di Irlandia dengan IISMA
Siti Fayha Maytsa Rahmasari, mahasiswi Program Studi (Prodi) Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menceritakan pengalamannya saat mengikuti International Student Mobility Award (IISMA) di University College Cork (UCC), Irlandia. Gadis yang kerap disapa Fayha ini mengungkapkan cara dirinya menyesuaikan dengan kultur di Irlandia dengan dua tahap.
“Ada dua tahap, di mana saya belum merasakan budayanya secara langsung, dan tahap di mana saya sudah merasakan budayanya secara langsung. Sebelum sampai ke negara tersebut, saya banyak meminta sharing dengan alumni IISMA maupun dari tim program IISMA. Ketika mereka memberikan informasi terkait hal itu, saya catat dengan baik dan saya ingat-ingat karena akan menjadi kehidupan saya untuk beberapa bulan ke depan. Lalu ketika sudah ada di Irlandia, saya sudah merasakan budayanya, saya menyiapkan ruang dan hati untuk adanya perbedaan tersebut. Jadi, dipersiapkan ruang itu agar ketika ada perbedaan-perbedaan saya sudah siap menerimanya,” ungkap Fayha.
Ia, juga menambahkan ada beberapa culture shock yang dirinya rasakan tetapi hal itu tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-harinya. Salah satunya adalah toko buku di negara tersebut sudah tutup pukul 5 atau jam 6 sore bahkan ada juga yang sudah tutup pukul 4 sore. Sedangkan untuk bukanya sekitar pukul 9 pagi, pengecualian jika hari libur buka sekitar pukul 12 siang. Untuk toko serba ada, buka pukul 7 atau 8 pagi.
“Itu mungkin terkesan sangat sepele, tetapi itu salah satu hal berbeda yang saya rasakan,” ujar Fayha.
Fayha tinggal bersama awardee lain di apartemen yang berisi sebanyak lima mahasiswa. Untuk tempat tinggal, memang sudah dicarikan langsung oleh pihak universitas.
“Tips menyelesaikan IISMA menjadi pengingat kepada diri sendiri. Balik lagi, jangan sampai pengalaman IISMA saya itu selesai hanya di saya. Saya bisa kembali dengan memberikan pengalaman dan ilmu apa pun yang saya dapat nantinya,” ungkapnya.
Saat ditanya motivasi terbesarnya mengikuti kegiatan ini, ia mengatakan, “Hal yang membuat saya semangat mencari ilmu juga adalah orang tua. Selain itu, saya adalah tipe orang yang merasa senang jika bisa berdampak dan bermanfaat untuk lingkungan dan orang lain. Oleh karena itu, jika saya ingin membantu orang lain hal yang harus saya miliki adalah ilmu. Hal tersebutlah yang menjadi semangat saya di dalam menuntut ilmu,” tutup Fayha. (Rini)