Raih IPK Sempurna: Mahasiswa FH UAD Jadi Wisudawan Terbaik

Reyhan, Wisudawan Terbaik Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto Humas UAD)
Semakin pekat malam, semakin dekat dengan fajar. Semakin sulit permasalahan, maka semakin dekat dengan cahaya pertolongan Allah. Karena setiap kemenangan besar berawal dari keteguhan dalam menghadapi permasalahan kecil. Mereka yang mampu menaklukkan hal-hal sederhana dengan sabar dan tekun, sejatinya sedang membangun kekuatan untuk menjemput kejayaan. Quotes tersebut menjadi motivasi besar Reyhan Gymnastiar dalam menghadapi dunia perkuliahan.
Reyhan merupakan mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang menjadi Wisudawan Terbaik UAD pada Periode III Bulan Mei 2025 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna yakni 4.00. Ia menyelesaikan masa studinya kurang lebih dalam waktu 3 tahun 5 bulan.
Ia mengatakan bahwa tidak ada target tertentu dan hanya melakukan yang terbaik untuk mengejar predikat tersebut. “Sebetulnya saya tidak pernah menyangka bisa berada di titik ini, tapi saya selalu melakukan yang terbaik apa yang saya bisa dan yang saya mampu lakukan. Dulu menjadi lulusan terbaik rasanya seperti mimpi, tapi ternyata Allah memberikan hasil yang diluar dari ekspektasi saya,” ujarnya.
Capaian luar biasa ini tentu ditujukan agar mampu membanggakan kedua orang tua dan selalu ingin menjadi yang terbaik di antara yang terbaik. Tantangan yang ia hadapi untuk bisa lulus tepat waktu dengan IPK sempurna adalah terkait manajemen waktu.
“Tantangannya adalah bagaimana mengatur waktu karena juga memiliki tanggung jawab yang besar di Komunitas Peradilan Semu (KPS) FH UAD untuk mengikuti kompetisi dan menjadi ketua panitia penyelenggara kompetisi nasional yaitu NMCC K.H. Ahmad Dahlan 2024,” tandasnya.
Namun dengan tantangan yang ada tidak menjadi penghalang Reyhan untuk terus menyelesaikan studi hukum dengan menyandang gelar sarjana hukum predikat terbaik. Ia berpesan bahwa cepat bukan selalu berarti menang, lambat bukan selalu berarti kalah. Sebab dalam perjalanan hidup, yang terpenting bukan seberapa cepat sampai, tetapi seberapa setia melangkah tanpa menyerah.
Terakhir, ia sangat bersyukur menjadi bagian dari FH UAD, yang menjadi tempat dalam mengukir prestasi dengan arahan dari Bapak/Ibu dosen. “Saya tahu, perjalanan saya masih panjang. Namun, bekal yang Bapak dan Ibu tanamkan telah menjadi cahaya yang menerangi langkah kami. Terima kasih atas ilmu, waktu, dan kesabaran yang telah Bapak/Ibu berikan. Doakan selalu agar kelak mampu menjadi generasi yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dan bermanfaat bagi masyarakat. Semoga Allah membalas segala kebaikan Bapak dan Ibu dengan pahala yang berlipat, dan semoga silaturahmi ini tidak terputus meski status kami kini telah menjadi alumni,” ungkapnya. (salsya)