Prof. Rully Charitas Raih Penghargaan MURI atas Temuan Ethno-RME

Prof. Rully Charitas, Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Raih Penghargaan MURI atas Temuan Ethno-RME (Foto. Rully)
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Salah satu dosen terbaiknya, Prof. Dr. Rully Charitas Indra Prahmana, S.Si., M.Pd., meraih penghargaan Mahakarya Kebudayaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas kontribusinya dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran matematika berbasis budaya, yaitu Ethno-Realistic Mathematics Education (Ethno-RME).
Penghargaan ini termasuk dalam kategori tertinggi dalam MURI dan diberikan secara langsung oleh pendiri MURI, Prof. Dr. (H.C.) Jaya Suprana, kepada Prof. Rully dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Jakarta, pada Selasa, 17 Juni 2025.
Ethno-RME merupakan hasil sintesis dari dua pendekatan besar dalam pendidikan matematika dunia: Realistic Mathematics Education (RME) karya Hans Freudenthal dan Ethnomathematics yang diperkenalkan oleh Ubiratan D’Ambrosio. Prof. Rully mulai mendalami RME sejak 2010, lalu aktif meneliti dan berdiskusi dalam komunitas Ethnomathematics sejak 2017. Keduanya kemudian digabungkan menjadi pendekatan baru yang kaya akan nilai-nilai sosial dan budaya. “Matematika bukan hanya soal angka, tetapi juga jalan membentuk karakter dan nilai-nilai kemanusiaan,” ungkap Prof. Rully.
Ide awal Ethno-RME mendapat pengakuan dari komunitas internasional, termasuk diterbitkan dalam jurnal komunitas Ethnomathematics global dan selanjutnya dipublikasikan dalam jurnal bereputasi tinggi Springer Nature Social Sciences.
Setelah sukses dipresentasikan dalam International Congress on Mathematical Education (ICME) di Sydney, Australia, pada 2024, pendekatan ini akan terus disebarluaskan secara internasional. Tahun ini, Prof. Rully terpilih sebagai Fulbright Visiting Scholar di Western Michigan University, Amerika Serikat, selama enam bulan. Selama masa tersebut, ia akan melakukan riset lanjutan sekaligus diseminasi Ethno-RME kepada komunitas pendidikan matematika di Amerika. “Ini menjadi peluang besar untuk mengenalkan pendekatan berbasis budaya Indonesia di panggung global,” ujarnya. (Mawar)