Dosen Ilkom UAD Kupas Strategi Literasi Komunikasi untuk Edukasi Kehalalan dan Keamanan Produk di Gilangharjo

Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom., Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat menjadi pemateri (Foto. KKN UAD)
Di tengah banjir informasi digital, kemampuan memilah dan mengelola pesan menjadi kebutuhan yang tak terelakkan, terlebih dalam urusan keamanan dan kehalalan produk. Hal inilah yang ditekankan oleh Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom., saat membawakan materi “Peran Literasi Komunikasi dalam Edukasi Kehalalan dan Keamanan Produk di Era Digital”.
Pemaparan ini disampaikannya dalam dua kesempatan berbeda di Padukuhan Jomboran (Sabtu, 9 Agustus 2025) dan Padukuhan Daleman (Minggu, 10 Agustus 2025). Kedua kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Prodamat S-2 Farmasi UAD, KKN Reguler Periode 145 UAD, dan Mahir Bicara Jogja.
Eka membuka materinya dengan memaparkan fenomena maraknya promosi produk di media sosial yang sering kali memanfaatkan klaim bombastis untuk menarik minat konsumen. Menurutnya, tanpa literasi komunikasi yang memadai, masyarakat rawan termakan informasi menyesatkan atau hoaks, terutama yang berkaitan dengan klaim kehalalan dan keamanan.
Selain itu, Eka menekankan pentingnya keterampilan mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel. Dalam sesi interaktif, peserta diminta menganalisis beberapa contoh iklan produk, lalu membedakan mana yang akurat dan mana yang menyesatkan.
Tidak hanya fokus pada aspek konsumen, Eka juga menggarisbawahi bahwa literasi komunikasi bermanfaat bagi pelaku usaha lokal. Dengan kemampuan menyusun pesan produk yang jujur, informatif, dan sesuai dengan regulasi, pelaku usaha dapat membangun kepercayaan pelanggan. Pesan ini mendapat perhatian khusus di Padukuhan Jomboran yang dikenal sebagai sentra produksi abon dan di Daleman yang memiliki banyak pelaku UMKM kuliner rumahan.
Di akhir sesi, Eka menyimpulkan bahwa literasi komunikasi adalah bekal penting bagi masyarakat di era digital, bukan hanya untuk menghindari informasi palsu, tetapi juga untuk berkontribusi dalam penyebaran informasi yang benar. Respons positif dari peserta di dua padukuhan menjadi bukti bahwa masyarakat siap menjadi konsumen dan pelaku usaha yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. (Dilla)