Alfi Pujiasih, Mahasiswi PBSI UAD Asal Sintang, Raih Predikat Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,96

Alfi Pujiasih, Mahasiswa PBSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Asal Sintang Raih Predikat Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,96 (Foto. Alfi)
Di tengah gegap gempita prosesi wisuda Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang digelar di Jogja Expo Center (JEC), nama Alfi Pujiasih mencuat sebagai sosok inspiratif dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Lulusan asal Sintang, Kalimantan Barat, ini berhasil meraih gelar Wisudawan Terbaik Program Studi serta Peringkat Ketiga Terbaik di tingkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan capaian akademik nyaris sempurna, yakni IPK 3,96.
Alfi, putri ketiga dari pasangan Ngatimin dan Dalsi, menjalani kehidupan perkuliahan dengan sederhana namun penuh dedikasi. Ia bukanlah mahasiswi yang aktif dalam organisasi besar, tetapi kontribusinya tetap terasa. Ia terlibat dalam kepanitiaan P2K Fakultas selama dua tahun berturut-turut, menjadi koordinator acara Pentas Aksara dalam mata kuliah Apresiasi Puisi, serta ikut dalam tim P2MW Nasional melalui proyek Hearoo Healthy Frozen Food yang didanai pemerintah.
Ketertarikannya pada dunia kebahasaan membawa Alfi memilih PBSI sebagai tempatnya bertumbuh. Ia percaya, prospek kerja lulusan PBSI sangat luas, baik sebagai guru, dosen, maupun profesi lain yang berkaitan dengan bahasa. “Bahasa Indonesia akan selalu punya tempat dalam pendidikan dan itu memberi peluang jangka panjang,” ujarnya.
Baginya, menjadi wisudawan berprestasi adalah pencapaian paling membanggakan selama masa kuliah. Ia bahkan tidak pernah membayangkan namanya akan disebut di antara yang terbaik saat pelepasan wisuda. Lebih dari sekadar gelar, pencapaian ini ia persembahkan sepenuh hati untuk kedua orang tuanya, yang menjadi sumber semangat dan doa tanpa henti.
Salah satu tokoh yang menginspirasinya adalah Fiersa Besari, yang menurutnya banyak mengajarkan tentang hidup, perjalanan, dan cara memaknai proses. Alfi sendiri juga belajar banyak dari pengalaman hidup jauh dari rumah. Merantau membentuknya menjadi pribadi yang lebih terbuka, tangguh, dan percaya diri.
Ia berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak takut mengambil peran di luar perkuliahan. Menurutnya, memperluas relasi dan pengalaman adalah bagian penting dari pembelajaran. “Tetapkan prioritas, kelola waktu dengan bijak, dan tetap nikmati masa kuliah. Setiap orang punya cara terbaiknya masing-masing untuk berkembang,” ujarnya. (Mawar)