Inovasi KKN UAD di Tunggularum, Buat Sabun dari Limbah
Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode ke-119 Unit III.B.1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan kegiatan pembuatan sabun yang memanfaatkan limbah rumah tangga, yakni limbah minyak jelantah. Acara yang diikuti oleh ibu-ibu RT 1, 2, 3, dan 4 Dusun Tunggularum, Wonokerto, Turi, Sleman tersebut, berlangsung pada Selasa, 6 Februari 2024, di rumah Dukuh Tunggularum. Dalam pelatihan ini, mahasiswa KKN UAD mempraktikkan langsung cara pembuatan sabun.
Seluruh anggota KKN UAD Unit III.B.1 yang terdiri atas Dhani Suryandono (Pendidikan Bahasa Inggris), Intan Juwita Sal Sabila (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), Lathfika Ayudya Natasya (Akuntansi), Aditya Atallah (Sistem Informasi), Kusuma Kharimah Ash-syawali (Teknik Industri), Notariam Surya Putra (Ilmu Hukum), Atikah Farzanah (Kesehatan Masyarakat), Febrillia Widowati (Perbankan Syariah), dan Regi (Perbankan Syariah), turut membersamai acara. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Haris Imam Karim Fathurrahman, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing lapangan (DPL).
Seperti yang diketahui, minyak jelantah merupakan minyak sisa bekas menggoreng. Kebanyakan dari kita biasanya membuang minyak jelantah tersebut ke tanah maupun ke selokan tanpa mengetahui dampak dari perilaku yang mampu mencemari lingkungan. Apabila sisa minyak tidak dimanfaatkan dengan bijak maka akan menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan dalam jangka panjang. Antara lain dapat mempersulit penyerapan air dikarenakan tekstur tanah yang mengeras, mengganggu ekosistem air, serta menurunkan kesuburan tanah karena limbah minyak jelantah mengandung zat-zat berbahaya dan menimbulkan masalah bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Dalam acara tersebut, ibu-ibu yang hadir diberikan edukasi dan cara pembuatan sabun minyak jelantah dan manfaat dari sabun itu. Aditya selaku ketua dari Unit III.B.1 dalam sambutannya menyampaikan tujuan diadakannya pelatihan. “Kami ingin mengajak ibu-ibu untuk menjaga lingkungan dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah yang ada di rumah untuk dijadikan sabun,” ucapnya.
Dua aspek utama yang ditekankan yaitu pemaparan dalam pemanfaatan minyak jelantah dan pengelolaan minyak jelantah untuk menjadi sabun sehingga mampu digunakan bagi ibu rumah tangga maupun sebagai usaha mandiri. Pelatihan ini mendapat tanggapan positif dari peserta yang menghadiri. Sebab, ada banyak manfaat dari pengolahan minyak jelantah menjadi sabun, misalnya sangat efektif dalam menghilangkan kotoran ringan, noda yang sulit dihilangkan, serta minyak dan tinta bolpoin yang menempel pada pakaian.
Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa sabun ini mengandung NaOH atau soda api yang dapat menyebabkan sedikit rasa gatal pada tangan. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan pelindung tangan seperti sarung tangan atau pelapis tangan medis saat melakukan proses pencucian.
Harapannya, dengan diadakannya pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat terkait pemanfaatan limbah rumah tangga yaitu minyak jelantah sebagai sabun cuci pakaian, khususnya untuk noda yang membandel. Dengan begitu para ibu rumah tangga tidak perlu repot dalam mencuci pakaian yang memiliki noda yang sulit dihilangkan. (doc)