Inovasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik oleh Mahasiswa UAD di Dusun Karanganyar

Inovasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik oleh Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Dusun Karanganyar (Foto. KKN UAD)
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam KKN Periode 145 Unit VII.D.1 mengadakan sosialisasi di Dusun Karanganyar. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengenalkan cara memanfaatkan sampah organik dan anorganik agar lebih bermanfaat serta dapat didaur ulang. Program ini merupakan bentuk kerja sama Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD dengan Pemerintah Kalurahan Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul. Kegiatan ini juga merupakan program bersama antara mahasiswa dan dosen Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes.
Kegiatan ini bertajuk “Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik dengan Jugangan, Biopori, dan Bank Sampah”. Acara ini diselenggarakan pada Minggu, 10 Agustus 2025, di Rumah Dukuh Karanganyar.
Jugangan dibuat dengan menggali tanah sedalam 80 sampai 100 cm untuk menyimpan sampah organik seperti dedaunan dan limbah dapur. Sementara itu, biopori memiliki tujuan yang sama namun menggunakan alat yang berbeda, yaitu dengan memasukkan sampah organik ke dalam pipa paralon.
Dalam sosialisasinya, disampaikan tentang kegunaan larutan EM4 dan molase yang menjadi kunci utama dalam proses biopori. “Dua cairan ini akan dicampur, lalu didiamkan selama 12 jam untuk membantu proses penguraian agar lebih cepat,” jelas salah satu mahasiswa.
Larutan EM4 (Effective Microorganisms) adalah aktivator yang mempercepat proses fermentasi, sedangkan molase (gula tebu) berperan sebagai nutrisi bagi mikroorganisme tersebut. Waktu panen kompos dengan metode ini adalah sekitar 7 hingga 14 hari.
Selain pemanfaatan sampah organik, pada sosialisasi juga dijelaskan tentang pemanfaatan sampah anorganik melalui pembentukan bank sampah. Bank sampah berbentuk sangkar besar dengan ukuran 2 m × 1 m × 50 cm. “Harus diletakkan di tengah desa atau dekat lapangan supaya semua warga tahu dan dapat menggunakannya dengan baik,” ucap Dukuh Karanganyar.
Program ini bertujuan memberikan solusi berkelanjutan terhadap sampah plastik dan botol. Dengan adanya bank sampah, warga tidak hanya diajak memilah, tetapi juga memperoleh manfaat ekonomi karena sampah tersebut dapat ditukarkan dengan insentif atau dijual kembali.
Warga Dusun Karanganyar menyambut seluruh kegiatan ini dengan antusias. Keberhasilan penyelenggaraan sosialisasi ini tidak lepas dari bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Prof. Sulistyawati, S.Si., M.P.H., Ph.D., serta kontribusi masyarakat setempat. (doc)