KKN MAs 139 di Desa Gantiwarno Sosialisasikan Pencegahan Stunting
Upaya pencegahan stunting terus digalakkan di berbagai wilayah di Sukoharjo dan Karanganyar, Jawa Tengah, termasuk di Desa Gantiwarno, Kecamatan Matesih. Dalam rangka memerangi angka stunting yang masih tinggi, tim mengadakan penyuluhan kesehatan bertajuk Morstunt yang merupakan kepanjangan dari Moringa dan Protein Hewani sebagai Pencegahan Stunting. Program ini dimulai dengan penyuluhan tentang stunting, demo masak, dan pembagian makanan tambahan bergizi. Kegiatan dihadiri oleh ibu-ibu balita yang antusias mengikuti penyuluhan.
Mahasiswa Kelompok 139 Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (KKN MAs) yang terdiri atas mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Muhammadiyah Bone, Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar, melakukan penyuluhan Morstunt ini pada Kamis, 15 Agustus 2024.
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia, terutama di Jawa Tengah, yang memiliki prevalensi cukup tinggi. Data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa 20,8% balita di provinsi ini mengalami stunting. Melalui program Morstunt, KKN MAs berharap dapat memberikan edukasi dan solusi gizi lokal guna menekan angka tersebut.
Penyuluhan dimulai dengan pemberian informasi tentang stunting, penyebab, dampak, serta cara pencegahannya. Peserta sangat antusias mengikuti acara tersebut, di mana mereka juga diajak untuk berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi tanya jawab. Salah satu fokus penyuluhan adalah pemanfaatan sumber pangan lokal, seperti daun kelor (Moringa oleifera) sebagai protein nabati dan ikan lele sebagai protein hewani.
Menurut pemateri, Aulia Nur Rahmasari dan Rezkiana Shafaria, mengatakan bahwa daun kelor dan ikan lele mengandung nutrisi penting yang dapat membantu mencegah stunting pada anak. Daun kelor memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, sementara ikan lele, yang mudah diakses warga Desa Gantiwarno, mengandung protein hewani berkualitas tinggi dan kaya omega-3 serta omega-6 yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Sebagai bagian dari acara, diadakan demo masak yang menampilkan cara pengolahan makanan berbahan dasar ikan lele dan daun kelor. Para peserta diperkenalkan pada berbagai inovasi makanan yang bergizi dan disukai anak-anak. Hasil olahan yang diberikan pada balita yang hadir dalam acara tersebut mendapat respons positif. Sebanyak 90% anak yang mencicipi olahan makanan dari demo masak menunjukkan antusiasme dan menyukainya.
Program tersebut diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kesadaran warga Desa Gantiwarno tentang pentingnya pola makan sehat untuk mencegah stunting, terutama di kalangan ibu balita. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya tim KKN MAs 139 dalam mendukung program nasional penurunan angka stunting melalui peningkatan kualitas gizi di kalangan masyarakat Desa Gantiwarno.
Dengan adanya edukasi dan inovasi seperti ini, diharapkan masyarakat semakin paham mengenai pentingnya asupan gizi seimbang, baik dari protein nabati maupun hewani, guna mendukung pertumbuhan optimal anak-anak di Indonesia, khususnya di Desa Gantiwarno. (fahrul)