Kukis Kelor, Inovasi KKN UAD Dukung Penurunan Stunting di Dusun Taman
Kelor atau yang mempunyai nama latin Moringa oleifera, adalah jenis tumbuhan yang mudah ditemukan di mana pun karena dapat tumbuh di berbagai tempat. Daunnya telah diketahui memiliki manfaat segudang untuk kesehatan karena memiliki zat gizi seperti flavonoid, asam askorbat, karotenoid, dan fenolat. Dalam beberapa penelitian kesehatan, diketahui bahwa kelor memiliki kandungan protein dua kali lebih banyak daripada susu dan mengandung zat besi paling banyak dari semua sayuran dengan 17,2 mg/100 g, menjadikannya salah satu pemasok zat besi terbanyak dari semua sayuran. Sehingga, dirasa pas untuk kemudian menjadikan kelor sebagai makanan pendukung penurunan risiko stunting.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo mencatat angka stunting sebesar 14,31%. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan guna menurunkan persentase angka stunting yang ada di Kulon Progo. Hal itulah yang kemudian menarik mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit XVIII.B.2 untuk melakukan inovasi produk pangan penurun risiko stunting di Dusun Taman, Kalurahan Purwoharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, dengan menggali potensi sumber daya alam yang melimpah tetapi kurang diperhatikan.
Daun kelor tumbuh liar di Dusun Taman dan umumnya warga hanya mengolahnya untuk sayur atau pepe,s tak jarang hanya digunakan pula untuk pakan ternak. Dipilihlah kukis atau kue kering sebagai inovasi olahan daun kelor yang rasanya cocok di semua kalangan usia terutama untuk anak-anak. Program inovasi bertujuan untuk menggali potensi pemanfaatan sumber daya alam yaitu daun kelor agar dapat optimal sekaligus sebagai olahan makanan yang mendukung pertumbuhan gizi pada anak di Dusun Taman. Melalui kegiatan pada Minggu 20 Februari 2024, mahasiswa KKN Unit XVIII.B.2 melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan olahan kukis daun kelor.
Kegiatan sore itu melibatkan ibu-ibu PKK Padukuhan Taman yang juga turut dihadiri oleh Dwi Lestari yakni perangkat desa Kelurahan Purwoharjo. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi tentang berbagai manfaat daun kelor, proses pembuatan tepung daun kelor, dan dilanjutkan dengan demo pembuatan kukis. Dalam kukis ini bahan yang digunakan adalah 15 gram daun kelor, 350 gram tepung terigu, 50 gram maizena, 210 gram gula halus, dan 200 gram mentega.
Setelah matang, ibu-ibu sangat antusias untuk mencicipi olahan yang baru pertama kali dirasa ini. Beberapa anak yang ikut juga terlihat sangat menikmati kukis daun kelor. Dukuh Taman, Sukinem, menuturkan, Nggak terasa langu sama sekali. Rasanya juga cocok untuk anak-anak. Karena, kebanyakan anak enggan mengonsumsi dan underestimating daun kelor karena baunya yang aneh dan langu. Ini warnanya juga cantik, Mbak.”
Dengan adanya pelatihan ini, KKN UAD Unit XVIII.B.2 berharap inovasi kukis sehat dari daun kelor dapat menambah wawasan baru sekaligus sebagai olahan makanan yang mendukung penekanan angka stunting. Selain itu juga bisa menjadi ide usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Dusun Taman. (doc)