Kunta Ulinuha Peraih Beasiswa SSO: Pilih UAD untuk Belajar dan Berdakwah
Pada pembukaan Program Pengenalan Kampus (P2K) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2022 yang berlangsung di Gedung Olahraga Among Raga Yogyakarta, ada salah satu mahasiswa baru yang dipilih untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an di hadapan ribuan mahasiswa serta para undangan yang hadir. Mahasiswa tersebut adalah Kunta Ulinuha dari Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan UAD. Ia tercatat sebagai peraih beasiswa UAD jalur Beasiswa Program Misi Sains, Seni, dan Olahraga (BPM-SSO).
BPM SSO adalah jalur pendaftaran yang ditujukan kepada calon mahasiswa baru sebagai generasi muda sekaligus kader Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki prestasi, tetapi terkendala permasalahan finansial. Di UAD sendiri, terdapat tiga jalur BPM yaitu SSO, Keluarga Persyarikatan (KP) Muhammadiyah, dan Hafiz Qur’an.
Hal ini senada dengan latar belakang remaja yang biasa disapa Kunta ini sebagai kader Muhammadiyah. Ia menceritakan bahwa Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga ke jenjang Sekolah Menengah Akhir (SMA) dihabiskan di Pondok Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Prambanan, Yogyakarta. Setelah menyelesaikan SMA, dengan keterbatasan dalam menggunakan gawai dan mengakses internet karena di pondok, Kunta bersama teman sejawatnya mencari secara mandiri terkait pendaftaran bagi mahasiswa baru melalui jalur beasiswa dan juga prestasi.
“Sebelumnya, saya mencoba mendaftar beasiswa tidak hanya di UAD, tetapi juga beasiswa yang ada di Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), jalur prestasi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), juga di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,” ujar Kunta saat ditemui di Kampus IV UAD pada Minggu, (18-09-2022).
“Alhamdulillah, dari semua pendaftaran itu saya lolos semua, yang saya ingat itu di UNY masuk Program Studi (Prodi) Psikologi, untuk di UII juga beasiswa penuh di Teknik Industri, sedangkan di IAIN jurusan Hukum Keluarga Islam,” tandasnya.
Dari semua itu, akhirnya Kunta berkonsultasi dengan orang tua, kerabat dekat, dan teman-temannya. Secara pribadi, ia mengaku ingin memilih universitas negeri dengan alasan universitas bergengsi. Namun, akhirnya memilih UAD sesuai dengan arahan dan saran dari orang tua.
“Tidak semua kampus swasta itu jelek, itu tergantung bagaimana proses diri sendiri dalam mencari ilmu. Dan juga, Bapak saya pengin saya mencari ilmu yang nanti bisa saya terapkan secara langsung di masyarakat sekaligus bisa menjadi ladang dakwah,” ujar Kunta mengingat pesan bapaknya.
Ia menyampaikan dua alasan memutuskan untuk berkuliah di UAD. Pertama, karena jurusannya yaitu Teknologi Pangan dan kedua, karena ia merupakan kader Muhammadiyah. Menurutnya, permasalahan pangan terutama di Indonesia sangat inklusif, sehingga ia bercita-cita menjadi salah satu yang berkontribusi dalam membantu permasalahan tersebut. “Terlebih, saya memandang 10 hingga 20 tahun ke depan yang dicari itu sumber pangan asli, bukan makanan yang instan,” ujar remaja yang lahir di Temanggung itu. (guf)