Menggiatkan Bantul Bersih Sampah Melalui POC
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 101 Unit VII.B.2 melakukan kegiatan sosialisasi terkait pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) di Padukuhan Deresan, Ringinharjo, Bantul, pada 18-2-2023. Bertempat di rumah salah satu anggota pemuda setempat, kegiatan tersebut ditujukan sebagai upaya untuk mengurangi limbah organik rumah tangga.
Sampah, saat ini masih menjadi permasalahan utama di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya Kabupaten Bantul. Menanggapi hal itu, Pemerintah Kabupaten Bantul menggiatkan gerakan “Bantul Bersih Sampah 2025” (Bantul Bersama) sebagai upaya untuk mengatasi isu sampah. UAD melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) mendukung penuh program tersebut dengan menerjunkan mahasiswa KKN sebagai bentuk partisipasi dalam menyukseskan gerakan ini.
Dalam sesi sosialisasi bersih sampah, Irmawati, salah satu anggota unit, menjelaskan terkait praktik pembuatan POC. Ia menyampaikan bahwa POC merupakan pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil dari sisa pembusukan sampah organik. Hasil ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman, penstabilan unsur hara, dan pengurangan sampah organik di lingkungan sekitar.
“Salah satu keunggulan POC adalah peralatan dan mesin yang dibutuhkan relatif sederhana dan murah. Hanya diperlukan limbah sayur, buah, gula pasir, air, EM4, ember dan tutup, pisau, pengaduk, gelas ukur, serta timbangan,” terang Irma.
Lebih lanjut, ia menjelaskan secara rinci terkait praktik pembuatan POC. Pertama, limbah sayuran dipotong kecil-kecil dan ditimbang sebanyak 1 kilogram. Kedua, masukkan limbah tersebut ke dalam ember yang telah disiapkan. Ketiga, tambahkan air sebanyak 10 liter dan gula 500 gram. Keempat, masukkan EM4 500 ml, lalu aduk dan tutup rapat. Kelima, diamkan POC selama 2 minggu untuk selanjutnya bisa digunakan pada tanaman.
Sebelumnya, warga Dusun Deresan masih banyak yang belum memahami cara pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat. “Kalau saya, limbah organiknya langsung dibuang, karena tidak kepikiran mau diolah apa,” ungkap Yuyun, salah satu warga.
Melalui kegiatan edukasi ini, mahasiswa KKN UAD berharap masyarakat dapat merasakan manfaatnya sekaligus menambah wawasan baru. Sebab, sampah jika dibiarkan secara berkelanjutan dapat menimbulkan permasalahan yang serius, maka dari itu, pengolahannya harus dimulai dari skala terkecil, yaitu rumah tangga. POC menjadi salah satu alternatif mudah yang dapat dilakukan masyarakat. (tsa)