Prodi BK UAD Adakan Seminar Antar Bangsa
Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara bertajuk “Seminar Antar Bangsa” pada Sabtu, 27-08-2022. Bertempat di Amphitarium Gedung Utama Kampus IV UAD, acara dihadiri dengan antusias oleh dosen dan mahasiswa BK UAD.
Selaras dengan tajuknya, seminar ini mengundang tiga narasumber dari tiga negara berbeda. Mereka adalah Prof. Darcy Haag Granello, Ph.D., LPCC-S. dari Ohio State University, USA, Prof. Madya Dr. Aslina binti Ahmad dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, dan Dr. Dody Hartanto, M.Pd. dari Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Muhammad Sayuti, S.Pd., M.Pd., M.Ed. secara resmi membuka kegiatan seminar. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa ini merupakan kesempatan berharga untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman. “Dengan kunjungan dari para profesor ini, semoga bisa memberikan kita energi baru. Sekaligus juga menjadi sebuah sinyal bagi kita untuk menguatkan hubungan baik antar kedua belah pihak,” papar Sayuti.
Dengan dimoderatori oleh Ajar Pradika Ananta Tur, S.S., M.A., Prof. Granello berkesempatan menyampaikan materinya pertama kali. Ia membahas tentang konseling sebagai fondasi untuk membentuk identitas profesional. Granello mengungkapkan bahwa konseling adalah mempercayai kebaikan akan selalu ada dan berusaha untuk menjadi kebaikan itu sendiri. Belajar menjadi seorang konselor adalah proses belajar seumur hidup.
“Daripada hanya menyoroti kesalahan atau keburukan, konseling hari ini baiknya difokuskan pada kelebihan yang akan membantu individu untuk membangun identitasnya,” imbuh Granello.
Materi kedua disampaikan oleh Prof. Aslina yang membahas tentang psychological well-being atau kesejahteraan psikologis. Ia menggarisbawahi bahwa perubahan drastis banyak dirasakan dalam segala aspek karena pandemi melanda. Hal ini kemudian membawa dampak psikologis dalam lini kehidupan. Salah satu yang paling bisa dirasakan adalah bagaimana kita makin bergantung dengan gawai. Banyak dari kita yang terkena imbasnya seperti nomophobia, FOMO (Fear of Missing Out), dan cyberbullying.
Pembahasan terakhir diisi oleh Dody yang menyampaikan tentang konseling dalam paradigma baru setelah pandemi. Hampir senada dengan Aslina, Dody juga menyatakan bahwa pandemi telah membawa dampak besar seperti meningkatnya depresi dan angka pengangguran di Indonesia. Tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah hilangnya karakter (character loss) pada generasi muda. “Kehilangan kesempatan belajar bisa dikejar dalam tiga atau empat tahun, tetapi character loss jelas tidak bisa,” tandas Dody.
Dengan durasi selama kurang lebih tiga jam, mahasiswa diharapkan bisa menyerap ilmu baru agar siap menjadi konselor yang baik di masa depan. Selain materi yang komprehensif, acara juga dimeriahkan dengan penampilan vokal dari beberapa mahasiswa BK UAD. (tsa)