Mufti Negeri Perlis Malaysia Hadir sebagai Narasumber dalam Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid IC UAD
Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kedatangan Sahibus Samahah Prof. Dato’ Arif Perkasa Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin selaku Mufti Negeri Perlis Malaysia pada Minggu, 24 September 2023. Kedatangannya ini adalah untuk mengisi Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid IC UAD. Tema yang dibawakan adalah, “Rabiul Awal: Month of Death of the Prophet?”
Turut hadir Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD Drs. H. Parjiman, M.Ag. dan rombongan dari Jawatan Kuasa Fatwa Negeri Perlis Sampena, Malaysia. Kajian digelar secara luring di lantai 2 Masjid IC UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube.
Bulan Rabiul Awal menjadi bulan yang istimewa karena bulan tersebut Nabi Muhammad saw. lahir ke muka bumi ini. Ada beberapa perbedaan pendapat terkait tentang tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw. Pendapat pertama disampaikan oleh Imam Ibnu Ishaq bahwa Nabi lahir tanggal 12. Pendapat kedua, oleh Imam Al-Humaidi bahwa Nabi lahir tanggal 8. Kemudian pendapat ketiga, dinukilkan oleh Ibnu Dihyah bahwa Nabi lahir tanggal 10. Keempat, ada yang mengatakan Nabi Muhammad lahir tanggal 9.
Dari pendapat-pendapat tersebut, menunjukkan bahwa titik perbedaan yang muncul di antara para ulama terletak pada tanggal kelahiran Nabi saw. Sedangkan untuk hari dan bulan, Nabi saw. pernah mengatakan sendiri bahwa ia dilahirkan pada hari Senin bulan Rabiul Awal. Dan tidak ada yang berbeda juga dalam penanggalan wafat Nabi saw. yaitu tanggal 12 Rabiul Awal.
Mohd Asri, menjelaskan bahwa perbedaan tanggal yang muncul pada kalangan ulama itu karena penanggalan hijriah baru di mulai jauh setelah nabi lahir, tepatnya ketika Nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah.
“Kelahiran bukanlah sesuatu yang berat. Tentu kelahiran itu membuat kita bahagia. Apalagi dengan lahirnya Nabi saw. The first generation of Islamic or salafussalih, mereka tidak ada satu perayaan. Semua sejarawan bersepakat, bahwa perayaan pertama dilakukan pada masa dinasti Fatimiyah diprakarsai oleh Ubaid Al-Mahdi. Tidak hanya itu, juga merayakan hari lahir Sayyidina Ali, Fatimah dan lainnya, kemudian (ketika runtuhnya Fatimiyah) datang dari kalangan Sunni memadamkan perayaan (yang tidak sesuai syariat Islam) dan mempertahankan perayaan Maulid,” terangnya.
Lebih lanjut, Mohd Asri juga menyebutkan bahwa di Perlis bulan Rabiul Awal disebut sebagai bulan Zikru Rasul (mengingat Rasul). Mulai dari kelahiran, perjalanan hidup sampai dakwahnya selama 23 tahun dengan berbagai cobaan yang dihadapinya. Ia menceritakan bahwa kelahiran Nabi saw., terjadi sesuatu yang disebut dengan Irhas (kejadian-kejadian luar biasa). Namun, sebagian kejadian itu tidak dapat dibuktikan melalui riwayat yang sahih. Seperti cerita ketika waktu malam Nabi lahir, datangnya Aisyah dan Maryam yang menjadi bidan atau menyambut kelahiran Nabi (ini tidak ada riwayatnya).
“Ketika Nabi masuk Madinah, Madinah menjadi bersinar. Pada Nabi Muhammad wafat, Madinah menjadi suram. Sampai sebagian sahabat Nabi lari dan bersembunyi karena terlalu sedih. Sebagian lainnya belum mempercayai jika Nabi wafat,” tutupnya. (Zah)