Gen Z dalam Islam Berkemajuan
Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Pembinaan Al-Islam dan Kemuhamadiyahan (AIK) Mahasiswa Beasiswa Program Misi (BPM) pada Minggu 26 Mei 2024 bertempat di Amphitharium Kampus Utama UAD. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa penerima beasiswa angkatan 2020 hingga 2024.
Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang AIK dalam studium generale menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa kita harus mengimbangi dengan nilai spiritual sehingga dapat tercapainya jalan kesuksesan di masa yang mendatang. “Harapan LPSI untuk pembinaan ini adalah memantaskan teman-teman menjadi orang yang sukses,” ucapnya.
Pemateri yang hadir dalam kegiatan tersebut yakni Ariati Dina Puspitasari, S.Si., M.Pd. yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah dengan judul. Ia menyampaikan tentang “Islam Berkemajuan untuk Gen Z”, diawali dengan pesan Kiai Haji Ahmad Dahlan untuk muridnya.
“Dadiyo kiai sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah”, yang memiliki arti “Jadilah kiai yang berkemajuan dan jangan lelah dalam bekerja untuk Muhammadiyah”. Pesan tersebut juga sesuai dengan kondisi generasi muda saat ini. Risalah Islam Berkemajuan merupakan cara pandang bahwa Islam adalah agama universal yang mengajarkan kehidupan yang maju, dan menuntut umatnya untuk mewujudkan kemajuan itu dalam semua aspek kehidupan pada tataran pribadi, masyarakat, umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
Terdapat beberapa karakteristik Islam Berkemajuan. Di antaranya adalah berlandaskan pada tauhid, bersumber pada Al-Qur’an dan sunnah, menghidupkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan wasathiyah, dan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Berlandaskan pada tauhid merupakan kerangka dan dengan implementasi sistem kepercayaan tentang apa-apa yang wajib dipercayai dan menggerakkan untuk mengungkapkan kepercayaan tersebut dalam kehidupan nyata yang dijalani umat. Bersumber pada Al-Qur’an menjadi pedoman utama untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Tak ketinggalan tentang sunnah, adalah sumber kedua setelah Al-Qur’an, yang menggambarkan diri Nabi Muhammad saw. sebagai teladan yang harus dicontoh.
Dalam menghidupkan ijtihad dan tajdid, keduanya merupakan aspek penting yang harus dijiwai oleh setiap insan beriman, terutama mahasiswa yang berkemampuan untuk belajar. Ijtihad merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan tajdid, yang bermakna pembaruan baik dalam bentuk pemurnian maupun dinamisasi.
Dalam pemahaman dan pengamalan, agama serta tajdid diperlukan karena pemahaman agama selalu menghadapi tantangan zaman dan situasi masyarakat yang terus berubah. Tajdid menjadi upaya dalam mewujudkan cita-cita kemajuan dalam semua segi kehidupan, seperti pemikiran, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan kebudayaan. (Lin)