Teddy Prasetia, Mahasiswa UAD Mengajar di Filipina Melalui Program SEA Teacher

Teddy Prasetia, Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang Mengajar di Filipina (Dok. Teddy)
Teddy Prasetia, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), baru saja menyelesaikan program SEA Teacher selama 26 hari di Filipina, dari 23 Januari hingga 18 Februari 2025. SEA Teacher, atau South East Asian Teacher Program, adalah program pertukaran mahasiswa yang memberikan kesempatan bagi calon guru di Asia Tenggara untuk mengasah keterampilan mengajar di sekolah-sekolah luar negeri.
Teddy mengungkapkan bahwa motivasinya mengikuti program ini adalah untuk mendapatkan pengalaman internasional serta melihat bagaimana guru-guru di luar Indonesia mengajar, khususnya dalam bahasa Inggris. “Kapan lagi bisa ke luar negeri, dapat fasilitas, pengalaman baru, dan teman-teman baru?” ujarnya.
Setibanya di Filipina pada 23 Januari, Teddy dan peserta lainnya dijemput dari bandara dan menempuh perjalanan selama empat jam menuju Central Luzon State University, Science City of Muñoz. Minggu pertama diisi dengan campus tour dan perkenalan dengan staf universitas serta sesama peserta SEA Teacher dari Jepang, Thailand, dan Indonesia.
Teddy ditempatkan di University Science High School (USHS) dan mengajar bahasa Inggris untuk dua kelas, 8 Inventors dan 8 Researchers. Jam mengajarnya cukup unik, yakni sore hari pukul 15.00-17.00. “Pagi sampai siang lebih banyak waktu senggang, jadi aku sering jalan-jalan dan menikmati jajanan khas Filipina, seperti kwek-kwek,” tuturnya.
Mengajar di Filipina memberikan tantangan tersendiri bagi Teddy. Ia sempat merasa minder karena kemampuan bahasa Inggris siswanya sangat baik. Namun, dukungan dari guru pembimbing di sana membuatnya lebih percaya diri. “Miss, aku insecure, aku nggak yakin bisa mengajar,” kata Teddy kepada guru pembimbingnya. Namun, sang guru terus menyemangatinya hingga akhirnya ia berhasil menyelesaikan final teaching demo dengan baik.
Selain mengajar, program ini juga memberikan kesempatan untuk menjelajahi budaya Filipina. Setiap akhir pekan, Teddy dan peserta lainnya mengunjungi berbagai tempat wisata, termasuk Baler, Baguio, dan Manila. Mereka menghadiri seminar internasional di State University of Aurora, menikmati pemandangan pantai, serta mengunjungi National Museum dan situs bersejarah tempat eksekusi pahlawan nasional Filipina, Jose Rizal.
Yang tak kalah menarik adalah sesi cultural exchange, di mana Teddy bersama mahasiswa UAD dan UPI menampilkan tarian tradisional Indonesia dengan mengenakan pakaian adat. “Mereka benar-benar kagum, bahkan ada yang bilang Indonesia sangat niat dalam menampilkan budaya,” ujarnya.
Pengalaman ini tidak hanya memberi Teddy kesempatan untuk mengajar di lingkungan internasional, tetapi juga memperkaya wawasan budayanya. “SEA Teacher bukan sekadar mengajar, tapi juga belajar dan membangun relasi lintas budaya,” ungkapnya. (Doc)