Dukung Kesejahteraan Lansia, UAD Jalin Kolaborasi dengan Social Club Indonesia

Pemberian Edukasi pada Lansia oleh Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. FKM UAD)
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjalin kolaborasi dengan Social Club Indonesia (SCI) untuk mendukung kesejahteraan lansia dan mencegah risiko demensia. Langkah ini menjadi bagian dari kontribusi UAD dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan sumber daya manusia yang unggul, termasuk kelompok lanjut usia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, lansia menyumbang 11,10% dari total populasi Indonesia yang berjumlah sekitar 278,7 juta jiwa. Namun, sebagian besar lansia menghadapi tantangan kesehatan, salah satunya adalah demensia. Penyakit ini merupakan penyebab kematian ketujuh tertinggi di dunia dan menjadi faktor utama kecacatan serta ketergantungan pada lansia, terutama yang berusia 60 tahun ke atas.
Menanggapi permasalahan tersebut, UAD melalui dosen Promosi Kesehatan, Dr. Heni Trisnowati, S.KM., M.P.H., memberikan edukasi kesehatan kepada para lansia di Ruang Belajar Senior milik SCI pada Kamis, 12 Juni 2025. SCI sendiri merupakan organisasi nonpemerintah (NGO) di bawah naungan Yayasan Senior Madani Indonesia yang berdiri sejak 2018 di Yogyakarta. Organisasi ini aktif mengadakan kegiatan seperti edukasi kesehatan, aktivitas fisik, mengaji, konseling, pengembangan hobi, dan kegiatan sosial lainnya guna mengurangi risiko demensia pada lansia.
Dalam sesi edukasi tersebut, Dr. Heni menyampaikan pentingnya pemahaman menyeluruh tentang kesehatan yang mencakup aspek fisik, mental, dan sosial. “Cek kesehatan rutin dan gaya hidup sehat adalah bagian dari kesehatan fisik. Sementara itu, dukungan psikologis, stimulasi kognitif, dan aktivitas sosial merupakan aspek penting dari kesehatan mental. Bergabung dalam komunitas seperti SCI bisa menjadi cara efektif untuk memperoleh dukungan psikologis,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya keselamatan lansia di lingkungan rumah. Berdasarkan studi, sekitar 30% lansia mengalami jatuh setiap tahun, yang sering kali berdampak fatal. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang aman menjadi langkah pencegahan penting terhadap cedera serius.
Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh para lansia dari berbagai latar belakang, termasuk pensiunan guru, pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan ibu rumah tangga. Di akhir sesi, Dr. Heni mengajak peserta untuk melakukan refleksi mengenai kebiasaan sehat yang telah dijalani serta tantangan dalam menjaga perilaku hidup sehat. Para peserta pun berbagi pengalaman, mulai dari rutin melakukan senam setiap pagi, menjadikan salat sebagai bentuk olahraga, hingga mengaji sebagai latihan daya ingat dan pengaturan pernapasan. (ish/dnd)