Tim King Phoenix UAD Raih Juara III dalam Kontes Robot Terbang Indonesia 2025

Tim King Phoenix Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meraih Juara III dalam Kontes Robot Terbang Indonesia 2025 (Foto. Tim King Phoenix UAD)
Tim King Phoenix dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih Juara III dalam ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025 yang digelar pada 16–21 Oktober 2025 di Universitas Andalas dan Lanud Sutan Syahrir, Kota Padang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan Universitas Andalas sebagai tuan rumah. Sebanyak 87 tim dari 38 universitas berpartisipasi dalam KRTI 2025 setelah menyingkirkan 168 tim di tahap seleksi wilayah.
Tim King Phoenix UAD berkompetisi untuk divisi Vertical Take-Off and Landing (VTOL) dengan beranggotakan 12 mahasiswa dari berbagai program studi di UAD, seperti Informatika, Teknik Elektro, Fisika, dan PVTE. Tim ini dibimbing oleh Ir. Son Ali Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D.
Dalam penyisihan babak pertama, tim King Phoenix berhasil lolos di fase regional sebagai peringkat ketiga di wilayah 2 (wilayah Jawa bagian tengah ke timur Indonesia) dan dapat lanjut ke babak grup. Di pertandingan pertama, mereka kalah dari UNS akibat kendala teknis, namun berhasil bangkit dengan mengalahkan UI (skor 21–0) dan menempatkan UAD sebagai runner-up Grup B.
Selanjutnya, tim King Phoenix melaju ke babak 16 besar dan berhasil menyingkirkan tim dari tuan rumah, Universitas Andalas, dengan skor 80–4. Mereka kembali unggul dengan mengalahkan Universitas Brawijaya (UB) dengan skor 80. Namun, di semifinal, tim King Phoenix kalah tipis dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan skor 84–89. Dalam perebutan Juara III, tim King Phoenix kembali bangkit dengan kemenangan telak 87–0 melawan Politeknik Negeri Surabaya (PENS).
Menurut perwakilan tim, Muhammad Abiyyu Nizar (Informatika 2023), persiapan dilakukan dengan waktu yang cukup singkat, yaitu dimulai dari Juli 2025 dengan riset intensif. “Kami melakukan riset setiap hari beserta tes terbang selama libur semester genap, mulai dari rangka, kelistrikan, hingga pemrograman,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa tantangan terbesar adalah mendesain agar sesuai dengan misi yang selalu berubah setiap tahun dan bisa selalu kompetitif dengan universitas lain.
Kemenangan ini tidak lepas dari dukungan pihak kampus UAD yang memberikan fasilitas penuh, mulai dari pendanaan riset hingga akomodasi selama kompetisi di Padang. (tra)
