Inovasi Alat Pengering Putar Tingkatkan Produksi Tepung Mocaf Gunungkidul
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri pangan global, Gunungkidul melalui pemberdayaan masyarakat menunjukkan potensi luar biasa dalam menghadirkan solusi inovatif melalui pembuatan tepung Mocaf (Modified Cassava Flour), khususnya di KWT Ngudi Sari, Dusun Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul.
Tepung Mocaf adalah hasil olahan yang terbuat dari ubi kayu atau singkong melalui proses modifikasi. Produk unggulan dari Gunungkidul ini dapat menjadi jawaban atas beberapa masalah kritis di industri pangan. Pasalnya, dalam tepung Mocaf mengandung serat pangan, vitamin, dan mineral yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Di sisi lain, masih ditemukan beberapa kendala yang dialami dalam proses pembuatan tepung Mocaf, terutama terkait proses pengeringan bahan baku singkong menjadi chips.
Melihat potensi dan kendala yang dihadapi tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) lewat Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Dosen dan Mahasiswa bermaksud meningkatkan kapasitas produksi tepung Mocaf dengan melaksanakan pelatihan implementasi alat pengering putar (rotary dryer) untuk KWT Ngudi Sari pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Pelaksanaan PkM ini mendapat pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tahun Anggaran 2023 dengan skema pemberdayaan berbasis masyarakat.
Adapun tim PkM UAD yang tergabung terdiri dari dosen lintas bidang ilmu, yakni Dra. Sudarmini, M.Pd., Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Arsyad Cahya Subrata, S.T., M.T., Prodi Teknik Elektro, dan Dr. Dhias Cahya Hakika, Prodi Teknik Kimia serta dibantu oleh mahasiswa dari ketiga prodi tersebut sebagai co-fasilitator. Mereka juga menggandeng Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPM PWM) DIY dan Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPM PDM) Gunungkidul sebagai mitra kolaborasi dalam pemberdayaan yang berkelanjutan.
Dalam pelatihan, selain dari KWT Ngudi Sari, peserta kegiatan pelatihan yang menjadi sasaran adalah Kelompok Tani Mekar Sari yang juga mengolah singkong menjadi tepung Mocaf dan tergabung dalam Asosiasi Petani Singkong Gunungkidul.
Alat pengering putar yang dikembangkan oleh tim PkM UAD ini merupakan solusi inovatif dalam mengatasi tantangan selama proses pengeringan chips singkong berbasis sinar matahari yang selama ini memakan waktu lama dan sering kali kurang efektif. Ketua tim pelaksana, Dra. Sudarmini menyatakan bahwa alat ini dirancang agar memungkinkan pengeringan chips menjadi lebih cepat, efisien, dan memberikan hasil yang lebih berkualitas.
“Implementasi alat pengering putar ini juga merupakan bagian dari upaya UAD untuk mendorong kolaborasi antara akademisi dan industri demi meningkatkan daya saing Indonesia di bidang pangan, khususnya di Kabupaten Gunungkidul. Kami berharap langkah ini dapat menjadi tahap awal dalam serangkaian penelitian dan pengembangan yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan sektor pangan nasional,” jelas Dra. Sudarmini. (Doc)