Doa Ibu di balik Perjuangan Lathifah Apriana Putri, Wisudawan Berprestasi UAD 2025

Lathifah Apriana Putri, Wisudawati Berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Lathifah)
Lathifah Apriana Putri, mahasiswa Program Studi (Prodi) Bisnis Jasa Makanan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menjadi salah satu wisudawan berprestasi yang menginspirasi banyak orang. Berasal dari keluarga sederhana, Lathifah tumbuh dengan tekad kuat untuk mengubah masa depan lewat pendidikan. Sebelum berkuliah, ia sempat bekerja sebagai buruh pabrik. Pengalaman itu menanamkan keyakinan bahwa pendidikan adalah jalan terbaik untuk memperbaiki kehidupan sekaligus memberi manfaat bagi sesama.
Akrab disapa Lathifah, ia kehilangan ayah sejak berusia 5 tahun. Hal itu menjadi ujian terbesar dalam hidupnya. Namun, sang ibu mengambil peran ganda sebagai sosok ayah sekaligus ibu yang penuh kasih dan perjuangan. “Beliau adalah motivasi terbesar saya. Saya ingin membalas pengorbanan ibu dan membuktikan bahwa saya layak mendapatkan kesempatan untuk kuliah,” ungkapnya.
Tak hanya itu, sosok almarhum ayah yang merupakan lulusan pendidikan (S.Pd.) juga memberi inspirasi tersendiri. Semangat ayahnya dalam dunia pendidikan menjadi api kecil yang terus menuntun langkahnya. Dengan tekad yang kuat, Lathifah berjuang mencari peluang beasiswa hingga akhirnya diterima sebagai penerima Beasiswa KIP Kuliah di UAD.
Motivasi terbesar Lathifah adalah membanggakan sang ibu dan membuktikan bahwa anak dari keluarga sederhana pun mampu bersinar. Di balik kelembutan dan kesederhanaannya, tersimpan cerita penuh keteguhan. Sejak SD hingga SMK, ia kerap mengalami perundungan dan keraguan dari lingkungan sekitar. Namun, pengalaman pahit itu tidak membuatnya menyerah. “Saya justru menjadikannya bahan bakar untuk terus berkembang dan terbang lebih tinggi dari apa yang pernah orang lain bayangkan,” tuturnya penuh semangat.
Salah satu pengalaman paling berkesan selama masa kuliah adalah ketika ia berhasil meraih Juara I Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat wilayah dan tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) Nasional tahun 2024. Selain itu, beberapa kompetisi inovasi mahasiswa juga berhasil ia menangkan. Dari pengalaman tersebut, Lathifah semakin menyadari pentingnya riset dan inovasi di bidang pangan fungsional. Menurutnya, riset bukan hanya tentang penemuan ilmiah, tetapi juga tentang memberikan dampak sosial yang nyata bagi kesehatan dan ketahanan pangan masyarakat.
Kesempatan menyusun dan memublikasikan artikel ilmiah menjadi titik balik penting dalam perjalanannya. Dari situ, ia belajar arti disiplin, ketelitian, dan tanggung jawab ilmiah. “Saya semakin memahami bagaimana penelitian bisa menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan dunia industri,” katanya.
Perjalanan akademik Lathifah tentu tidak selalu mulus. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah membagi waktu antara kuliah, organisasi, kompetisi, dan riset. Namun, ia belajar mengatasi semuanya dengan manajemen waktu yang baik dan disiplin. “Saya membuat prioritas dan jadwal harian, juga tidak sungkan meminta bimbingan dari dosen dan mentor. Saya percaya, proses berkembang tidak bisa dilakukan sendirian,” ucapnya.
Dalam setiap langkah, doa sang ibu selalu menjadi penguat. “Ibu selalu mendukung dengan cara yang sederhana, tapi penuh makna. Doa beliau adalah bahan bakar utama saya,” ungkap Lathifah. Selain itu, para dosen dan pembimbing turut menjadi bagian penting dalam perjalanannya, terutama saat menghadapi persiapan kompetisi dan penelitian.
Setelah lulus, Lathifah memiliki tekad kuat untuk terus melangkah. “Ke depan, saya ingin mengembangkan usaha berbasis inovasi pangan fungsional lokal dan riset produk pangan kesehatan. Saya berharap dapat berkontribusi pada industri makanan sehat di Indonesia, sekaligus membuka peluang bagi masyarakat sekitar melalui pemberdayaan dan kolaborasi,” ujarnya.
Tidak berhenti di situ, Lathifah juga berencana melanjutkan pendidikan serta aktif mengembangkan karya ilmiah dan inovasi mahasiswa. Ia ingin menjadi contoh bahwa mahasiswa dari latar belakang sederhana pun mampu berprestasi dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. (Lin)
