Biopori dan Manfaatnya untuk Limbah Rumah Tangga

Pembuatan Lubang Biopori oleh KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)
Permasalahan sampah masih menjadi persoalan utama di Dusun Krajan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode ke-149 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hadir dengan solusi sederhana berupa pembuatan lubang biopori.
Program ini digagas oleh mahasiswa KKN Reguler 149 Unit I.D.3. Mereka tidak hanya memberikan penyuluhan, tetapi juga melibatkan perangkat dusun dan masyarakat RW 05 dalam praktik langsung. Keterlibatan warga dianggap penting agar program bisa berkelanjutan.
“Kalau pengolahan sampah dimulai dari rumah, dampaknya akan terasa luas. Jumlah sampah yang menumpuk di TPS bisa berkurang, sementara warga juga mendapat manfaat tambahan berupa pupuk organik,” jelas Gita Candika, ketua Unit I.D.3.
Warga setempat menyambut baik program ini. “Selama ini, sampah rumah tangga sering kami buang begitu saja. Dengan adanya biopori, kami jadi tahu kalau sampah ternyata bisa diolah dan bermanfaat,” ujar Yuni, salah satu warga RW 05.
Pengelola Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Dusun Krajan juga menyampaikan hal serupa. “Yang paling membuat tidak nyaman itu bau busuk dari sampah organik. Kalau warga bisa mengolahnya di rumah, beban TPS pasti berkurang,” ungkap Abdul Hamid, pengelola TPS3R.
Kepala Dusun Krajan, Ahda Sadiq, A.Md.T., turut memberikan apresiasi. “Kami berterima kasih kepada mahasiswa KKN. Semoga warga bisa meneruskan kebiasaan ini setelah mahasiswa kembali ke kampus,” ucapnya.
Pembuatan lubang biopori dilakukan dengan menggali tanah sedalam kurang lebih setengah meter, kemudian dipasang pipa PVC yang telah dilubangi. Lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik rumah tangga, seperti sisa makanan dan dedaunan kering. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk alami. (doc)